NGeBlogg Bareng Tedi Soepriyadi

Tempatnya Untuk Sharing Ilmu _ Selamat Membaca & Jangan Lupa Follow my Blogg di bawah !!
Home » , , » Anggaran Perusahaan - Ellen Cristina

Anggaran Perusahaan - Ellen Cristina

Written By Unknown on Kamis, 05 Februari 2015 | 19.00



ANGGARAN PERUSAHAAN

2.1 Anggaran
2.1.1 Pengertian Anggaran
            Anggaran atau yang lebih sering disebut sebagai budget ini, mempunyai definisi yang beraneka ragam. Namun apabila dicermati dengan lebih teliti masing-masing definisi tersebut akan mempunyai pengertian yang sama atau hampir sama, perbedaan yang pada umumnya berkisar pada titik berat anggaran tersebut. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai anggaran, penulis akan menguraikan pengertian anggaran menurut beberapa ahli akuntansi adalah sebagai berikut :
          
  Menurut M. Nafarin dalam bukunya ”Penganggaran Perusahaan” menyatakan
            ”Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program-program yang telah disahkan. Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu”.
      (2004 : 10)

            Menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri dalam bukunya
”Anggaran Perusahaan” menyatakan
   ”Anggaran adalah suatu pendekatan formal dan sistematis daripada pelaksanaan  tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan”.
       (2003 : 6)
            Menurut Ellen Cristina  dalam bukunya ”Anggaran Perusahaan” menyatakan
      ”Anggaran merupakan sutu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu (periode) tertentu di masa yang akan datang”.
        (2002 : 1)

            Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran adalah sebagai berikut :
1.      Anggaran bersifat formal, artinya anggaran disusun secara sengaja dan bersungguh-sungguh dalam bentuk tetulis.
2.      Anggaran harus bersifat sistematis, artinya anggaran disusun dengan berurutan dan berdasarkan suatu logika.
3.      Anggaran sebagai satuan yang digunakan dalam anggaran perusahaan pada umumnya adalah satuan moneter.
4.      Anggaran merupakan suatu rencana kerja.

2.1.2 Fungsi Anggaran
            Perusahaan yang cenderung memandang ke depan akan selalu memikirkan apa yang mungkin dilakukan pada masa yang akan datang sehingga dalam pelaksanaannya perusahaan-perusahaan ini tinggal berpegang pada rencana yang telah disusun sebelumnya. Peranan anggaran pada suatu perusahaan merupakan alat untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan,  fungsi perencanaan, koordinasi, pengawasan dan juga  sebagai pedoman kerja dalam menjalankan perusahaan untuk tujuan yang telah ditetapkan.
            Menurut Mulyadi dalam bukunya ”Akuntansi Manajemen” fungsi anggaran adalah :
”1.   Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.
2.      Anggaran merupakan cetakan biru aktivitas yang akan dilaksanakan  perusahaan di masa yang akan datang.
3.      Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan yang menghubungkan manajer bawah dengan manajer atas.
4.      Anggaran berfungsi sebagai tolok ukur yang dipakai sebagai pembanding hasil operasi sesungguhnya.
5.      Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan
6.      manajemen menunjuk bidang yang kuat dan lemah bagi perusahaan.
7.      Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan organisasi.”
    (2001 : 502)
            Sesuai dengan fungsinya anggaran merupakan alat perencanaan tertulis menuntut pemikiran yang teliti dan akan memberikan gambaran yang lebih nyata/jelas dalam unit dan uang.
Menurut Ellen Cristina (2002 : 2) dalam bukunya ”Anggaran Perusahaan” fungsi anggaran adalah :
”1. Adanya perencanaan terpadu
   2. Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan
   3. Sebagai alat pengkoordinasian kerja
   4. Sebagai alat pengawasan kerja
   5. Sebagai alat evaluasi kegiatan perencanaan.”

Sebagai alat perencanaan terpadu, anggaran perusahaan dapat digunakan sebagai alat untuk merumuskan rencana perusahaan dan untuk menjalankan pengendalian terhadap berbagai kegiatan perusahaan secara menyeluruh. Dengan demikian, anggaran merupakan suatu alat manajemen yang dapat digunakan baik untuk keperluan perencanaan maupun pengendalian.
Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan, anggaran dapat memberikan pedoman yang berguna baik bagi manajemen puncak maupun manajemen menengah. Anggaran yang disusun dengan baik akan membuat bawahan menyadari bahwa manajemen memiliki pemahaman yang baik tentang operasi perusahaan dan bawahan akan mendapatkan pedoman yang jelas dalam melaksanakan tugasnya. Disamping itu, penyusunan anggaran memungkinkan perusahaan untuk mengantisipasi perubahan dalam lingkungan dan melakukan penyesuaian sehingga kinerja perusahaan dapat lebih baik.
Sebagai alat pengkoordinasian kerja, penganggaran dapat memperbaiki koordinasi kerja intern perusahaan. Sistem anggaran memberikan ilustrasi operasi perusahaan secara keseluruhan. Oleh karenanya seistem anggaran memungkinkan para manajer divisi untuk melihat hubungan antar bagian (divisi) secara keseluruhan.
Sebagai alat pengawasan kerja, anggaran memerlukan serangkaian standar prestasi atau target yang bisa dibandingkan dengan realisasinya sehingga pelaksanaannya setiap aktivitas dapat dinilai kinerjanya. Dalam menentukan standar acuan, diperlukan pemahaman yang realistis dan analisis yang saksama terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Penentuan standar yang sembarangan tanpa didasari oleh pengetahuan dapat menimbulkan lebih banyak masalah daripada manfaat. Hal ini mengingat standar dalam anggaran yang ditatapkan secara sembarangan tersebut mungkin merupakan target yang mustahil untuk dicapai karena terlalu tinggi atau terlalu rendah. Standar yang ditatapkan terlalu tinggi akan menimbulakn frustasi atau ketidakpuasan. Sebaliknya penetapan standar yang terlalu rendah akan menjadikan biaya menjadi tidak terkendalikan, menurunkan laba dan semangat kerja.
Sebagai alat evaluasi kegiatan perusahaan, anggaran yang disusun dengan baik menerapkan standar yang relevan akan memberikan pedoman bagi perbaikan operasi perusahaan dalam menentukan langkah-langkah yang harus ditempuh           agar pekerjaan bisa diselesaikan dengan cara yang baik, artinya menggunakan sumber-sumber daya perusahaan yang dianggap paling menguntungkan. Terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi dalam operasionalnya perlu dilakukan evaluasi yang dapat menjadi masukan berharga bagi penyusunan anggaran selanjutnya.

2.1.3 Tujuan Penyusunan Anggaran
            Seperti yang telah diuraikan sebelumnya ada beberapa tujuan penyusunan angaran, menurut Ellen Cristina dalam bukunya ”Anggaran Perusahaan” tujuan penyusunan anggaran adalah :
”1.  Untuk menyatakan harapan/sasaran perusahaan secara jelas dan formal, sehingga bisa menghindari kerancuan dan memnerikan arah terhadap apa yang hendak akan dicapai manajemen.
2.    Untuk mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak terkait sehingga anggaran dimengerti, didukung dan dilaksanakan.
3.            Untuk menyediakan rencana terinci mengenai aktivitas dengan maksud mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi individu dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.
4.            Untuk mengkoordinasi cara/metode yang akan ditempuh dalam rangka memaksimalkan sumber daya.
5.            Untuk menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan kelompok, serta menyediakan informasi yang mendasari perlu-tidaknya tindakan koreksi.”
       (2002 : 4)

            Seperti yang telah diuraikan di atas anggaran adalah suatu rencana kegiatan yang dinyatakan secara kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, berjangka waktu tertentu. Tujuan penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran setiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian dari program tersebut yaitu untuk mencari laba.

2.1.4 Karateristik Anggaran
            Anggaran yang baik memiliki karateristik tertentu. Karateristik anggaran yang dinyatakan oleh Anthony Deanden dan Bedford yang diterjemahkan oleh Agus Maulana dalam bukunya ”Akuntansi Manajemen” menyatakan
”1.    Dinyatakan dalam satuan keuangan (moneter), walaupun angkanya berasal dari angka yang bukan satuan keuangan.
2.      Mencakup kurun waktu satu tahun.
3.      Isinya menyangkut komitmen manajemen, yaitu manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang telah dianggarkan.
4.      Usulan anggaran dinilai dan disetujui oleh orang yang mempunyai wewenang lebih tinggi dari pada yang menyusunnya.
5.      Jika anggaran sudah disahkan, maka anggaran tersebut tidak dapat dirubah kecuali dalam hal khusus.
6.      Hasil aktual akan dibandingkan dengan anggaran secara periode dan varian yang akan terjadi dianalisis dan dijelaskan.”
    (2001 : 489)

            Sedangkan menurut Anthony dan Vijay Govindajaran dalam bukunya ”Manajemen Control System” menyatakan
”1. Anggaran adalah estimasi potensi keuntungan dari unit bisnis.
2.      Anggaran berdasarkan pada laporan keuangan meliputi keaadaan keuangan yang diperbaharuinya.
3.      Anggaran meliputi satu periode umum dalam satu tahun.
4.      Anggaran bentuk komitmen manajemn , manajer setuu untuk menerima tanggung jawab untuk melaksanakan tujuan penganggaran.
5.      Laporan anggaran adalah peninjauan dan pembuktian terhadap tingkat kemenangan dari penganggaran.”
    (2001 : 215)

           
Kesimpulan dari beberapa ahli bahwa karateristik anggaran adalah sebagai berikut:
  1. Anggaran dinyatakan dalam satuan uang.
  2. Anggaran merupakan estimasi potensi keuntungan dari unit bisnis.
  3. Mencakup kurun waktu periode satu tahun.
  4. Anggaran bentuk komitmen manajemen, manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk melaksanakan tujuan penganggaran.
  5. Hasil aktual akan dibandingkan dengan anggaran secara periode dan varian yang akan terjadi dianalisis dan dijelaskan.

2.1.5 Prosedur penyusunan anggaran
            Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab dalam penyusunan anggaran serta pelaksanaan kegiatan penganggaran lainnya ada di tangan pimpinan tertinggi perusahaan. Hal ini disebabkan karena pimpinan tertinggi perusahaan yang paling berwenang dan paling bertanggung jawab atas kegiatan perusahaan secara keseluruhan.
Menurut M. Munandar dalam bukunya ”Budgeting”, adapun siapa dan bagian apa yang diserahi tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran tersebut sangan bergantung pada struktur organisasi dari masing-masing perusahaan, akan tetapi apada garis besarnya tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran ini dapat didelegasikan kepada :
”1. Bagian Administrasi
               2. Panitia Anggaran.”
      (2000 : 17)

Bagian administrasi, hal ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan kecil, karena kegiatan-kegiatan perusahaan tidak tetlalu kompleks sedangkan dengan ruang lingkup yang terbatas sehingga penyusunan anggaran dapat diserahkan kepada salah satu bagian saja dari perusahaan yang bersamgkutan dan tidak perlu melibatkan secara efektif seluruh bagian-bagian yang ada dalam perusahaan.
Panitia anggaran, hal ini dilakukan pada perusahaan yang besar, karena kegiatan-kegiatan perusahaan yang cukup kompleks dengan ruang lingkup yang cukup luas, sehingga bagian administrasi untuk menjamin dan tidak mampu lg menyusun anggaran sendiri tanpa partisipasi secara aktif bagian-bagian lain dalam perusahaan yang sudah duduk dalam panitia anggaran. Tim penyusunan anggaran ini diketahui oleh seorang pimpinan perusahaan dengan anggota-anggota yang mewakili bagian pemasaran, bagian produksi, bagian pembelanjaan serta bagian personalia. Di dalam panitia anggaran inilah diadakan pembahasan tentang rencana-rencana kegiatan yang akan datang sehingga anggaran yang tersusun nanti merupakan hasil kesepakatan bersama sesuai dengan kondisi, fasilitas, serta kemampuan masing-masing bagian secara terpadu. Kesepakatan bersama ini sangat penting agar dalam pelaksanaannya benar-benar disukung oleh seluruh bagian yang ada dalam perusahaan, sehingga memudahkan terciptanya kerja sama yang saling menunjang dan terkoordinasi dengan baik.
 
Prosedur penyusunan anggaran biasa digunakan ada dua macam yaitu :
1.      Top Down Budgeting
Prosedur penyusunan oleh pimpinan tertinggi perusahaan keuntungannya adalah waktu penyusunan singkat dan terkoordinasinya anggaran antar bagian. Kelemahannya adalah tidak memperhitungkan kebutuhan tiap-tiap bagian dengan tepat karena semuanya merupakan keputusan sepihak dari top manajemen.
2.      Bottom Up Budgeting
Penyusunan anggaran yang disiapkan oleh pihak yang akan melaksanakan anggaran tersebut keuntungannya adalah bahwa penyusun anggaran adalah bagian-bagian yang benar-benar membutuhkan dana atau yang akan memberi penghasilan sehingga tingkat keakuratannya sangat tinggi. Kelemahannya adalah waktu penyusunan yang lama dan kurangnya koordinasi antar bagian.

2.1.6 Penggolongan Anggaran
            Sebagai alat bantu manajemen, anggaran mempunyai ruang lingkup yang luas. Oleh karena itu perlu diketahui penggolongan anggaran yang benar agar tidak menimbulkan kekacauan di dalam memisahkan masing-masing anggaran yang ada di dalam perusahaan. Menurut Ellen Cristina dalam bukunya ”Anggaran Perusahaan” menyatakan
            Ditinjau dari berbagai macam anggaran yang ada di dalam perusahaan, anggaran dibagi menjadi :
”1. Anggaran penjualan
 2. Anggaran produksi
 3. Anggaran persedian.”
Anggaran penjualan, biasanya ramalan penjualan merupakan titik tolak dalam penyiapan anggaran berdasarkan taksiran yang diterima dari manajer penjualan mengenai banyaknya unit dan harga jual per unit yang diharapkan.
Anggaran produksi, menetapkan kuantitas barang jadi yang harus dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan penjualan dan persediaan.
Anggaran persediaan, diperlukan untuk menghitung investasi dalam persediaan, yang diperlukan anggaran persediaan yaitu : bahan baku, bahan pelengkap dan barang dalam pengolahan.
Ditinjau dari segi fleksibilitanya anggaran dibedakan menjadi :
”1. Anggaran tetap (Fixed Budget)
  2. Anggaran kontinyu (Continuous Budget).”
Anggaran tetap (Fixed Budget), Yaitu anggaran yang disusun untuk periode waktu tertentu dengan volume yang sudah tertentu dan berdasarkan volume tersebut disusun rencana mengenai revenue, cost, dan expenses.
Anggaran kontinyu (Continuous Budget), Yaitu anggaran yang disusun untuk periode waktu tertentu, dengan volume tertentu dan berdasarkan volume tersebut diperkirakan besarnya revenue, cost, dan expenses namun secara periodik dilakukan penilaian kembali.
Ditinjau dari segi waktu, anggaran dibedakan menjadi :
”1. Anggaran jangka pendek (1 tahun)
2. Anggaran jangka panjang (lebih dari satu tahun).”
Ditinjau dari segi ruang lingkup/intensitas penyusunannya anggaran dibedakan menjadi :
”1. Anggaran parsial
 2. Anggaran komprehensif.”
Anggaran parsial, yaitu anggaran yang ruang lingkupnya terbatas, misalnya anggaran untuk bidang produksi atau bidang keuangan saja.
Aggaran komprehensif, yaitu anggaran dengan ruang lingkup menyeluruh, karena jenis kegiatannya meliputi seluruh aktivitas perusahaan di bidang marketing, produksi, keuangan, personalia dan administrasi.          
Komponen anggaran komprehensif adalah sebagai berikut :
  1. Substantive Plan, merupakan rencana yang mencerminkan materi-materi yang ingin dcapai perusahaan secara formal baik yang dinyatakan secara umum maupun secara khusus. Substantive Plan merupakan strategi yang dipakai perusahaan yang disesuaikan dengan nilai-nilai yang dipegang oleh perusahaan. Aktivitas yang termasuk dalam kategori Substantive Plan adalah :
1.      Tujuan umum perusahaan
2.      Tujuan khusus perusahaan
3.      Strategi perusahaan
4.      Instruksi rencana manajer eksekutif.
  1. Financial Plan, adalah jabaran dari semua materi yang dituangkan dalam substantive plan ke dalam suatu anggaran yang berdimensi keuangan (financial) dalam jangka waktu atau periode waktu tertentu. Financial Plan mengkuantifisir tujuan, rencana dan kebijaksanaan perusahaan secara lebih rinci. Berdasarkan jangka waktunya, Financial Plan dibagi menjadi :
1.      Anggaran jangka panjang (strategic plan) meliputi proyeksi penjualan, kas dan permodalannya, kebutuhan kerja.
2.      dan anggaran tahunan (tactical plan) terdiri dari anggaran operasional dan anggaran financial.

Anggaran komprehensif secara garis besar terdiri dari :
1.      Forcasting Budget, yaitu anggaran yang berisi taksiran-taksiran tentang kegiatan-kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu dan taksiran-taksiran tentang keadaan atau posisi financial perusahaan pada suatu saat tertentu di masa yang akan datang.
2.      Variable Budget, yaitu anggaran yang berisi tentang tingkat perubahan biaya atau tiangkat variabilitas biaya, khususnya biaya-biaya yang termasuk kelompok biaya semi variabel sehubungan dengan adanya perubahan produktivitas perusahaan.
3.      Analisis Statistika dan Matematika, yaitu analisis yang digunakan untuk membuat taksiran-taksiran serta untuk mengadakan penelitian dalam rangka mengadakan pengawasan kerja. Semua analisis tersebut perlu dilampirkan dalam anggaran yang disusun.
4.      Laporan Anggaran, yaitu laporan realisasi pelaksanaan anggaran yang dilangkapi dengan berbagai analisis perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, sehingga dapat diketahui bila ada penyimpangan yang terjadi dan dapat diambil kesimpulan serta tindak lanjutnya.

2.1.7 Keunggulan dan Kelemahan Anggaran
            Terdapat beberapa keuntungan yang dapat diperoleh bila perusahaan menerapkan penyusunan anggaran yang baik, yaitu :
1.      Hasil yang diharapkan dari suatu rencana tertentu dapat diproyeksikan sebelum rencana tersebut dilaksanakan. Bagi manajemen, hasil proyeksi ini menciptakan peluang untuk memilih rencana yang paling menguntungkan untuk dilaksanakan.
2.      Dalam penyusunan anggaran, diperlukan analisis yang sangat teliti terhadap setiap tindakan yang akan dilakukan. Analisis ini sangat bermanfaat bagi manajemen sekalipun ada pilihan untuk tidak melanjutkan keputusan tersebut.
3.      Anggaran merupakan penelitian untuk kerja sehingga dapat dijadikan pedoman untuk menilai baik buruknya suatu hasil yang diperoleh.
4.      Anggaran memerlukan adanya dukungan organisasi yang baik sehingga setiap manajer mengetahui kekuasaan, kewenangan, dan kewajibannya. Anggaran sekaligus berfungsi sebagai alat pengendalian pola kerja karyawan dalam melakukan suatu kegiatan.
5.      Mengingat setiap manajer dan/atau penyelia dilibatkan dalam penyusunan anggaran, maka memungkinkan terciptanya perasaan ikut berperan serta.
Disamping beberapa keunggulan tersebut di atas, terdapat pula beberapa kelemahan antara lain :
1.      Dalam menyusun anggaran, penaksiran yang dipakai belum tentu tepat dengan keadaan yang sebenarnya.
2.      Sering kali keadaan yang digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran mengalami perkembangan yang jauh berbeda daripada yang direncanakan. Hal ini berarti diperlukan pemikiran untuk penyesuaian. Kemungkinan ini menghendaki agar anggaran disesuaikan secara berkesinambungan dengan kondisi yang berubah-ubah agar data dan informasi yang diperoleh akurat.
3.      Karena penyusunan anggaran melibatkan banyak pihak, maka secara potensial dapat menimbulkan persoalan-persoalan hubungan kerja yang dapat menghambat proses pelaksanaan anggaran.
4.      Penganggaran tidak dapat terlepas dari penialaian subyektif pembuat kebijakan (decision maker) terutama pada saat data dan informasi tidak lengkap/cukup.

2.2 Penjualan
2.2.1 Pengertian Penjualan
            Penjualan merupakan salah satu sumber pendapatan perusahaan, semakin besar aktivitas penjualan di suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan adalah memperoleh keuntungan. Keuntungan dapat diperoleh apabila perusahaan menjual barang atau jasa dengan harga lebih tinggi dari harga pokoknya.
            Menurut JB. Hackert yang diterjemahkan oleh Gunawan Hutauruk dalam bukunya ”Contollership : Tugas Akuntan Manajemen” menyatakan
”Penjualan adalah merupakan suatu persetujuan yang dinamis, disertai dengan kondisi yang selalu berubah-ubah sehingga selaras terjadi masalah yang baru dan berbeda.”
                                                                                                                    (2000 : 4)





Menurut Philip Kotler yang diterjemahkan oleh Rony A Rusli dan Hendra dalam bukunya ”Manajemen Pemasaran” menyatakan
”Penjualan adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan, menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai.”
        (2000 : 8)
Dapat disimpulkan penjualan adalah adanya suatu kesepakatan diantara dua belah pihak yaitu seorang pembeli dan penjual dari suatu kegiatan transaksi penjualan atas barang dan jasa, dimana seorang penjual melakukan aktivitas usaha muali dari perencanaan, menentukan harga, mempromosikan hingga mendistribusikan barang atau jasa yang ditawarkannya dengan maksud akan dapat memuaskan kebutuhan pembeli dengan suatu harapan mendapat suatu imbalan berupa sejumlah uang.

2.2.2 Kegiatan Penjualan
            Kegiatan penjualan memperlihatkan berbagai kegiatan sejak timbulnya pesanan penjualan sampai dengan penerimaan termasuk kegiatan pencatatan pesanan (order) yang di terima.
            Menurut La Midjan dalam bukunya ”Sistem Informasi Akuntansi” kegiatan penjualan meliputi :
”1.Mencari pesanan sesuai rencana dengan tingkat penjualan menguntungkan.
2.Mencatat pesanan-pesanan (order) yang diterima.
3.Mengeluarkan dokumen perintah, mengeluarkan barang (delivery order) dan mengawasi pengiriman.
4.Mencatat akibat-akibat materil dan finansial dari aktivitas penjualan.
5.Membuat faktur penjualan.”
6.Menyusun data statistik penjualan.
7.Menyusun laporan penjualan.”

     (2001 :117)
            Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan penjualan adalah sebuah proses untuk mempengaruhi orang lain yang dilakukan oleh penjual mulai dari mencari pesanan sampai menyusun laporan penjualan.

2.2.3 Klasifikasi Transaksi Penjualan
            Ada beberapa klasifikasi penjualan, Menurut La Midjan dalam bukunya ”Sistem Akuntansi I” menyatakan ada beberapa klasifikasi transaksi penjualan yaitu :
”1.Penjualan secara tunai yaitu penjualan yang bersifat cash and carry pada umumnya terjadi secara kontan. Dapat pula terjadi pembayaran secara satu bulan dianggap kontan.
 2.Penjualan secara kredit yaitu penjualan dengan tenggang waktu rata-rata di atas satu bulan.
 3.Penjualan secara tender yaitu penjualan yang dilaksanakan melalui persetujuan tender untuk memenuhi berbagai prosedur  yaitu pemenuhan dokumen tender berupa jaminan tender (Bidbond) juga harus dapat bersaing dengan pihak yang lainnya.
 4.Penjualan ekspor yaitu penjualan yang dilaksanakan dengan pihak pembeli yang mengimpor barang dari suatu badan usaha dalam negeri.
 5.Penjualan secara konsinyasi yaitu penjualan barang secara titipan kepada pembeli sebagai penjual. Apabila barang tersebut tidak lalu maka kan dikembalikan kepada penjual.
 6.Penjualan melalui grosir yaitu penjualan yang tidak langsung kepada pembeli tetapi melalui pedagang. Grosir berfungsi menjadi perantara antara pihak pabrik atau importer dengan pedagang atau toko eceran.”

    (2001 : 174)
            Dari uraian diatas klasifikasi penjualan ini bertujuan untuk membedakan kegiatan penjualan yang pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh laba namun dengan cara yang berbeda.



2.3 Anggaran Penjualan
2.3.1 Pengertian Anggaran Penjualan
            Dalam penyusunan anggaran operasional perusahaan, biasanya kegiatan pertama yang harus dilakukan adalah membuat anggaran penjualan.
Menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri dalam bukunya ”Anggaran Perusahaan” menyatakan
      ”Anggaran penjualan merupakan dasar dilakukannya aktivitas-aktivitas yang pada umumnya anggaran penjualan disusun paling dahulu dari anggaran lainnya.”
    (2003 : 121)
            Menurut Niswonger, at, al dalam bukunya ”Prinsip-prinsip Akuntansi” menyatakan
            ”Anggaran penjualan (Sales Budget) menunjukan untuk setiap produk kuantitas penjualan yang diestimasi dan harga jual per unit yang diharapkan.”
                                                                                                                (2000 : 278)           
            Dari pendapat di atas, terlihat adanya kesamaan. Anggaran penjualan disusun terlebih dahulu karena anggaran lain tergantung pada anggaran penjualan. Hal ini disebabkan karena hasil dari penjualan menjadi hal yang paling penting dalam menjalankan aktivitas-aktivitas perusahaan.




2.3.2 Tujuan dan Kegunaan Anggaran Penjualan
            Tujuan penyusunan anggaran penjualan adalah untuk merencanakan setepat mungkin tingkat penjualan pada periode yang akan datang dengan memperhatikan data yang merupakan pencerminan kejadian perusahaan yang dialami pada masa lalu, khususnya di bidang penjualan.
            Anggaran penjualan merupakan bagian dari anggaran secara umum, anggaran penjualan mempunyai tiga kegunaan pokok menurut M. Munandar dalam bukunya ”Budgeting” yaitu :
”1.Sebagai pedoman kerja
  2.Sebagai alat pengkoordinasian kerja
  3.Sebagai pengawasan kerja yang membantu manajemen dalam memimpin jalannya perusahaan.
Sedangkan secara khusus anggaran penjualan berguna sebagai dasar penyusunan semua anggaran bagi perusahaan, untuk menghadapi persaingan pasar. Karena itu anggaran penjualan harus disusun paling awal dari semua anggaran lain di perusahaan.”
      (2000 : 50)

            Anggaran penjualan pada dasarnya merupakan alat bantu manajemen yang dapat digunakan sebagai dasar penyusunan dasi semua anggaran yang ada pada perusahaan.

2.3.3 Konsep Anggaran Penjualan
            Penyusunan konsep anggaran penjualan dapat dikatakan mencakup segala kegiatan di bidang penjualan. Komponen-komponen konsep anggaran penjualan menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (2003 : 122) dalam bukunya ”Anggaran Perusahaan” sebagai berikut :
”1.Dasar-dasar penyusunan anggaran :
a.      Menyusun tujuan perusahaan
b.      Menyusun strategi perusahaan
c.       Menyusun forecast penjualan
2. Menyusun anggaran penjualan
a.      Anggaran promosi dan advertensi
b.                              Anggaran biaya-biaya penjualan
c.       Rencana pemasaran.”
    (2003 : 122)

            Dengan pengertian bahwa perencanaan dan pengendalian atas penjualan dapat dilakukan, maka semua kegiatan tersebut disusun rencananya secara terperinci. Dasar-dasar penyusunan anggaran digunakan sebagai pegangan pokok.

2.3.4 Mekanisme Penyusunan Anggaran Penjualan
            Dalam menyusun anggaran penjualan ada langkah-langkah yang perlu dilakukan  menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri meliputi :
”1. Penentuan dasar-dasar anggaran :
a.            Penentuan relevant variable yang mempengaruhi penjualan
b.            Penentuan tujuan umum dan khusus yang diinginkan
c.             Penentuan strategi pemasaran yang dipakai
2.      Penyusunan Rencana Penjualan :
a.            Analisis ekonomi, dengan mengadakan proyeksi terhadap aspek-aspek makro seperti : moneter, kependudukan, kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah di bidang ekonomi dan teknologi.
b.            Melakukan analisa industri yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan masyarakat menyerap produk sejenis yang di hasilkan oleh industri.
c.             Melakukan analisa prestasi penjualan yang lalu yang dilakukan untuk mengetahui posisi perusahaan pada masa lalu.
d.            Analisa penentuan prestasi penjualan yang akan datang, dilakukan untuk mengetahui kemampuan perusahaan mencapai target penjualan di masa depan, dengan memperhatikan faktor- faktor produksi seperti : bahan mentah, tenaga kerja, kapasitas produksi dan keadaan permodalan.
e.             Menyusun forecast penjualan, yaitu untuk meramalkan jumlah penjualan yang diharapkan dengan anggapan segala sesuatu berjalan seperti masa yang lalu.
f.             Menentukan jumlah penjualan yang dianggarkan.
g.            Menghitung rugi/laba yang mungkin diperoleh.
h.               Mengkomunikasikan rencana penjualan yang telah disetujui pada pihak lain yang berkepentingan.”
    (2003 : 127)
            Semua langkah-langkah di atas bertujuan untuk memudahkan manajemen dalam menyusun anggaran penjualan.

 2.3.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Penjualan
            Pada anggaran penjualan agar realistis perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi anggaran penjualan. Menurut Ellen Cristina faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
”1. Faktor intern, yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam perusahaan, antara lain :
  1. Penjualan tahun-tahun yang lalu.
  2. Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan.
  3. Kapasitas produksi dan kemungkinan perluasannya.
  4. Tenaga kerja yang dimiliki.
  5. Modal yang tersedia.
  6. Fasilitas-fasilitas lainnya.
2.   Faktor ekstern, yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar perusahaan.
  1. Keadaan persaingan di pasar.
  2. Posisi perusahaan dalam persaingan.
  3. Tingkat pertumbuhan penduduk.
  4. Tingkat penghasilan masyarakat.
  5. Elastisitas permintaan terhadap harga barang yang dihasilkan perusahaan.
  6. Agama, adat istiadat dan kebiasaan masyarakat.
  7. Kebijaksanaan pemerintah.
  8. Keadaan perekonomian nasional/internasional.
  9. Kemajuan teknologi, barang substitusi dan selera konsumen.”
(2002 : 34)
            Dengan memperhatikan faktor-faktor di atas perusahaan harus jeli di dalam merencanakan dan mengendalikan penjualannya agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.



2.4 Efektivitas
2.4.1 Pengertian Efektivitas
            Salah satu unsur penting untuk manajer adalah mengukur pelaksanaan untuk mencapai tujuan organisasi akan perusahaan. Pengukuran pelaksanaan tersebut dalam manajemen kita kenal dengan pengukuran efektivitas. Oleh karena itu, konsep tersebut harus dipertimbangkan dalam pelaksanaannya dengan tujuan untuk menyelesaikan kondisi yang ada dalam perusahaan.
            Menurut Anthony dalam bukunya ”Sistem Informasi” menyatakan
               ”Efektivitas adalah hubungan antara keluaran suatu pusat tanggung jawab dan sasaran yang harus dicapainya.”
    (2001 : 203)
            Menurut Arrens and Loebbecke dalam bukunya ”Auditing Pendekatan Terpadu” menyatakan
            ”Efektivitas adalah menilai apakah suatu lembaga atau organisasi telah memenuhi tujuan yang ditetapkan dalam mencapai standar kelayakan yang mengacu kepada pencapaian suatu tujuan.”
    (2002 : 817)
            Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas selalu berhubungan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dimana suatu perusahaan dapat diartikan telah dioperasikan secara efektif apabila perusahaan tersebut dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.



2.4.2 Kriteria Efektivitas
            Ada beberapa kriteria efektivitas yang harus diketahui, menurut Arrens dan Loebbecke dalam bukunya ”Auditing Pendekatan Terpadu” menyatakan
”1. Kinerja historis
  2.Kinerja yang dapat diperbandingkan
  3.Standar rekayasa
  4.Diskusi dan kesepakatan.”
    (2002 : 771)

2.5 Pengendalian
2.5.1 Pengertian Pengendalian
            Pengendalian merupakan kebijaksanaan, prosedur dan praktik yang diterapkan oleh manajemen untuk mengelola perusahaan dalam usaha mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien, mencakup koreksi atas kekurangan, kelemahan dan penyimpangan yang ada serta penyesuaian operasi agar sesuai dengan sasaran untuk membandingkan hasil dengan rencana. Hasil pengendalian sangat penting dalam pencapaian sasaran.
            Menurut R. N. Anthony, J. Dearden, dan N. Bedford dalam bukunya
” Sistem Pengendalian Manajemen” menyatakan
            ”Pengendalian adalah proses untuk memotivasi dan memberi semangat orang-orang yang melaksanakan kegiatan-kegiatan demi mencapai tujuan organisasi.”
      (2000 : 19)
           


Menurut Harold Koontz dalam bukunya ”Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah” menyatakan
            ”Pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan dapat terselenggara.”
    (2001 : 245)
            Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulakn bahwa pengendalian dapat diartikan secara umum sebagai upaya yang dilakukan manajemen supaya pelaksanaan tidak menyimpang dari rencana. Selain itu juga memberi semangat kepada karyawan untuk melaksanakan kegiatan agar mencapai tujuan yang ditentukan.

2.5.2 Jenis-Jenis Pengendalian
            Pengendalian merupakan proses mengevaluasi pelaksanaan nyata setiap komponen organisasi dan melaksanakan tindakan koreksi untuk itu perlu mengklasifikasikan pengendalian tersebut. Menurut Welsch, dkk dalam bukunya ”Anggaran Perusahaan” jenis-jenis pengendalian adalah sebagai berikut :
”1. Pengendalian awal
Dipergunakan sebelum kegiatan atau tindakan dilaksanakan untuk menjamin bahwa sumber daya manusia dan dahan baku telah dipersiapkan dan perusahaan telah siap untuk melaksanakan kegiatan.
2. Pengendalian berjalan (biasanya dalam bentuk laporan kinerja berkala)
Pemantauan (dengan menggunakan observasi personal dan laporan-laporan) terhadap aktivitas berjalan untuk menjamin bahwa tujuan dapat dicapai dan kebijakan serta prosedur telah ditetapkan dengan benar.
3. Pengendalian umpan balik
Tindakan pasca operasi memfokuskan pada hasil periode sebelumnya untuk menghasilkan aktivitas di masa yang akan datang.”
   (2000 : 18)

2.5.3 Prosedur Pengendalian
            Pengendalian berhubungsn dengsn pengukursn efisiensi dan efektivitas dalam menggerakan bahan dan tenaga kerja serta sumber keuangan terhadap suatu tujuan. Kegiatan ini meliputi perbandingan dengan berbagai jenis standar kualitas, waktu, maupun nilai. Kegiatan tersebut meliputi pengambilan tindakan yang perlu bilamana terjadi kondisi-kondisi yang menyimpang dari target.
            Proses pengendalian berjalan dirancang untuk membantu memantau aktivitas yang sedang berjalan dari satu unit usaha dan setiap pusat tanggung jawab. Prosedur pengendalian menurut Welsch dalam bukunya ”Anggaran Perusahaan” adalah :
”1. Membandingkan kinerja aktual untuk periode yang bersangkutan dengan tujuan dan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Menyiapkan laporan kinerja yang berisi aktual, hasil yang direncanakan dan selisih dari kedua angka tersebut.
3. Menganalisis penyimpangan antara hasil aktual dengan hasil yang direncanakan dan selisih dari kedua angka tersebut.
4. Mencari dan mengembangkan tindakan alternatif untuk mengatasi masalah dan belajar dari pengalaman pihak lain yang telah sukses di suatu bidang tertentu.
5. Memilih (tindakan koreksi) dari kumpulan alternatif yang ada dan menerapkan tindakan tersebut.
6. Tindak lanjut atas pengendalian untuk menilai efektivitas dari tindakan koreksi yang diterapkan. Lanjutkan dengan umpan maju umtuk membuat perencanaan periode berikutnya.”
(2000 : 14)

2.5.4 Pengendalian Penjualan
            Aktivitas penjualan sangat erat hubungannya dengan tujuan perusahaan, sehingga menjadi pusat perhatian yang utama karena dengan adanya aktivitas penjualan ini diharapkan dapat menghasilkan keuntungan yang semaksimal mungkin dan berkesinambungan serta perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidup masa yang akan datang. Oleh karena itu pimpinan perusahaan harus melaksanakan pengendalian secara konsisten terhadap semua aktivitas operasional perusahaan dalam hal ini menyangkut penjualan.
Pengendalian penjualan dapat dilakukan dengan adanya laporan aktivitas penjualan yang dibandingkan dengan anggaran penjualan untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya selisih.
            Pengendalian penjualan meliputi analisis, penelaahan dan penelitian yang diharuskan terhadap kebijaksanaan, prosedur, metode dan pelaksanaan yang sesungguhnya untuk mencapai hasil pengembalian yang diharapkan investasi.
            Laba bersih yang optimum akan dapat direalisasi hanya apabila terdapat hubungan yang wajar diantara keempat faktor ini yaitu :
1.      Investasi dalam modal kerja dan fasilitas-fasilitas
2.      Volume penjualan
3.      Biaya operasi
4.      Laba kotor
Teknik-teknik analisis untuk meningkatkan volume penjualan yaitu :
1.      Analisis dan pelaksanaan penjualan masa lalu, dalam hubungannya dengan harga dan volume untuk menyelidiki dengan seksama segi kelemahan dari anggaran penjualan dan melaporkannya.
2.      Memberi bantuan kepada pimpinan penjualan untuk menentukan anggaran penjualan secara menyeluruh yang cocok dan melaporkan ketaatan pelaksanaannya sesuai dengan rencana.
3.      Memberi bantuan kepada pimpinan penjualan dalam menyususn standar penjualan.
4.      Pembuatan analisis biaya yang wajar dan analisis investasi untuk digunakan dalam menentukan harga jual.
Adapun tujuan dari pengendalian penjualan diantaranya sebagai berikut :
1.      Target penjualan dengan kualitas yang dikehendaki.
2.      Penerapan kebijaksanaan metode dan prosedur yang mendukung target penjualan.
3.      Efisiensi biaya penjualan dalam mencapai volume penjualan.
4.      Pencapaian hasil pengembalian.

2.6 Hubungan Anggaran Penjualan Dengan Efektivitas Pengendalian Penjualan
Sebagaimana yang telah diketahui bahwa anggaran penjualan memiliki manfaat sebagai alat pengendalian. Manfaat dari anggaran penjualan adalah sebagai alat pengendalian penjualan sehingga bila terdapat selisih antara penjualan yang dianggarkan dengan penjualan sebenarnya dapat segera diketahui oleh manajemen, dan manajemen akan mengambil tindakan yang diperlukan dan menganalisisnya sehingga penjualan yang diharapkan dapat tercapai.
Masalah penjualan merupakan masalah yang komplek dan dinamis. Dikatakan dinamis karena situasi dan kondisi yang selalu berubah-ubah sehingga selalu terdapat masalah yang baru dan berbeda. Masalah-masalah yang ada dalam pengelolaan penjualan yaitu masalah produk, penetapan harga, distribusi, metode penjualan, organisasi, perencanaan dan pengendalian, dimana setiap perusahaan tidak dapat menghindarinya. Oleh karena itu diperlukan alat pengendalian penjualan untuk memecahkan masalah tersebut.
Pengendalian penjualan dapat mengungkap adanya penyimpangan melalui analisis dan penelitian. Penyimpangan yang terjadi harus dikoreksi manajemen agar volume penjualan yang diharapkan perusahaan dapat tercapai. Anggaran adalah salah satu alat bantu manajemen untuk dapat melaksanakan fungsi pengendalian penjualan agar penjualan berjalan lancar serta meminimalkan terjadinya penyimpangan.
Apabila penyimpangan dapat diminimalkan berarti perusahaan dapat mencapai penjualan optimal dengan membandingkan anggaran penjualan dan aktualnya, maka dapat disimpulkan bahwa anggaran penjualan bisa dipakai. Pada umumnya perusahaan saat ini menghadapi kesulitan di bidang pemasaran, maka akan lebih baik apabila penyusunan anggaran penjualan disusun paling dahulu karena secara umum anggaran penjualan mempunyai kegunaan pokok yaitu sebagai pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja, alat pengawasan kerja untuk membantu manajer dalam memimpin jalannya perusahaan. Sedangkan secara khusus anggaran penjualanberguna sebagai dasar penyusunan anggaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Berarti operasi perusahaan telah berjalan dengan baik, maka anggaran penjualan dapat mendukung efektivitas pengendalian penjualan.
Hubungan anggaran penjualan terhadap efektivitas pengendalian penjualan menurut Ellen Cristina dalam bukunya ”Anggaran Perusahaan” menyatakan bahwa
”Anggaran merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasi perusahaan.”
(2002 :1))
  



Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Perhatian!
Dilarang memberikan komentar SPAM, komentarlah yang postiv dan sesuai berita yang anda baca saat ini
Terima Kasih

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. TS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger